Digital Humanities: Kemanusiaan Digital atau Humaniora Digital?

Humaniora digital atau lebih dikenal dengan digital humanities dalam bahasa Inggris merupakan ilmu yang relatif 'baru'. Sebelumnya ilmu ini lebih dikenal dengan sebutan komputasi humaniora (humanities computing). Humaniora digital menjembatani antara ilmu humaniora (dan sosial) dengan ilmu komputer. Dalam beberapa dasawarsa ini, perkembangan ilmu komputer kian pesat. Hal ini membuat posisi keilmuan humaniora digital juga semakin pesat dan melebar ke ranah keilmuan lainnya.

Dahulu, kegiatan seputar humaniora digital biasanya dalam bidang digitisasi dan yang berkaitan dengan lembaga budaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan GLAM (galeri, perpustakaan, arsip, museum) dan juga ALM (arsip, perpustakaan, museum). Saat ini bidang keilmuan ini juga merambah dan mengambil berbagai teori dan metode bidang pengolahan bahasa alami (natural language processing/NLP) hingga ke pemetaan digital warisan budaya. 

Salah kaprah kata humanities

Dalam bahasa Inggris, kata humanities digunakan berbeda dengan humanity. Humanities atau humaniora lebih terkait dengan bidang keilmuan tentang seluk-beluk manusia, mulai dari bahasa, sastra, hingga sejarah. Humanity acap kali diterjemahkan dengan kata 'kemanusiaan'. Tentu menggunakan kata kemanusiaan digital untuk menyebut humaniora digital akan terasa salah. Kemanusiaan digital bisa diartikan "kemanusiaan dalam ranah digital atau maya".

Humaniora digital di Indonesia

Pada tahun 2022 yang lalu, setidaknya ada dua acara dalam bidang humaniora digital. Pertama yaitu Masterclass in Digital Humanities yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia dan membahas tentang dampak perkembangan media digital yang mengubah cara ilmuwan melakukan penelitan dalam bidang keislaman dan humaniora. Acara kedua yaitu Conference on Digital Humanities 2022 (CODH-22) dengan tajuk The Challenges, Opportunities and Innovations in the Era of Society 5.0 (Tantangan, Peluang, dan Inovasi Era Masyarakat 5.0). Konferensi tersebut diadakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Walaupun seperti biasa, agak bingung juga mengapa penggunaan 4.0 dan sekarang muncul 5.0 perlu dibubuhkan dalam banyak judul kegiatan di Indonesia.

Comments

  1. Aku baru sadar ada "keilmuan" baru seperti humaniora digital ini masaaaaa..

    ReplyDelete

Post a Comment